Banyak contoh-contoh lainnya. Misalnya saja, jarang kita menyebut kata pompa air untuk sebuah alat yang bisa memompa air dari dalam tanah. Sering kita menyebut mereknya, merek yang sudah sangat terkenal dan sudah meresap kuat di ingatan setiap orang yaitu SANYO. "Pah, tolong itu sanyo-nya dinyalain, ibu lagi nyuci di kamar mandi airnya habis, tolong dinyalain ya pah sanyo-nya". Dan padahal belum tentu merek pompa air yang dimiliki adalah Sanyo.
Dan pada saat mencuci kemudian ibu itu menemukan fakta bahwa deterjennya mau habis, maka si ibu tadi akan mengucapkan kalimat "Pah, sekarang Rinso mamah tinggal dikit nih, gimana mau nyucinya nanti. Tolong beli di warung sebelah dong pah...". Padahal belum tentu deterjen yang dipakai ibu itu adalah bermerek Rinso, bisa saja SoKlin, Wings atau apalah mereknya... Bisa saja kan?
Atau ketika anak si ibu tadi terganggu oleh ulah nyamuk-nyamuk nakal, mungkin saja terucap kalimat "Banyak nyamuk nih mah, udah dinyalain belum Baygon-nya?". Sekali lagi, padahal belum tentu obat nyamuk bakar merek Baygon yang dipakai...
Yah.. Top of Main Brand memang berpengaruh pada semua hal tersebut diatas. Aqua menjadi top of main brand untuk air mineral. Merek yang sudah sangat terkenal atau merek yang pertama kali muncul dan terkenal di pasaran itulah yang akan menjadi merek yang paling diingat oleh para konsumennya, dan berpengaruh pada penyebutan merek-merek lain hehehehe....
Bagaimana tanggapan anda??